Profil Desa Indrajaya
Ketahui informasi secara rinci Desa Indrajaya mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Indrajaya di Kecamatan Salem, Brebes, merupakan wilayah perbukitan agraris yang berbatasan langsung dengan Cilacap. Dikenal dengan potensi wisata alam Bukit Sarongge Hills, desa ini terus berbenah melalui pembangunan infrastruktur untuk menunjang eko
-
Lokasi Strategis di Perbatasan
Terletak di ujung selatan Kabupaten Brebes, Desa Indrajaya menjadi gerbang perbatasan alami dengan Kabupaten Cilacap, menciptakan karakteristik sosial dan geografis yang unik di kawasan perbukitan
-
Kebangkitan Sektor Pariwisata
Melalui pengembangan Bukit Sarongge Hills yang dikelola masyarakat, Desa Indrajaya berhasil memanfaatkan keindahan alamnya menjadi destinasi wisata baru yang menopang perekonomian lokal
-
Transformasi Infrastruktur
Desa Indrajaya menunjukkan kemajuan signifikan dari kondisi terisolir menjadi wilayah yang lebih terhubung, ditandai dengan masuknya listrik dan perbaikan jalan berkelanjutan yang didukung oleh pemerintah dan mitra seperti Perhutani

Desa Indrajaya, sebuah wilayah yang terhampar di lanskap perbukitan Kecamatan Salem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, kini semakin menunjukkan geliat pembangunannya. Berada strategis di perbatasan antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, desa ini tidak hanya menjadi simpul geografis tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berbasis pada agrikultur dan pariwisata. Dengan topografi yang menantang, Indrajaya berhasil mengubah keterisolasian masa lalu menjadi peluang untuk masa depan yang lebih cerah, didukung oleh kekayaan alam dan semangat gotong royong warganya.
Geografi dan Demografi
Desa Indrajaya secara geografis terletak di koordinat yang menempatkannya di bagian selatan Kabupaten Brebes. Letaknya yang berada di ketinggian antara 350 hingga 750 meter di atas permukaan laut (mdpl) menjadikan wilayah ini memiliki udara sejuk dengan topografi dominan perbukitan. Sebagian besar lahannya merupakan kawasan hutan yang dikelola oleh Perum Perhutani, serta lahan pertanian tadah hujan dan perkebunan milik warga.
Luas wilayah Desa Indrajaya yaitu sekitar 9,92 km². Berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2020, jumlah penduduknya mencapai 3.770 jiwa. Dengan luas tersebut, tingkat kepadatan penduduk Desa Indrajaya ialah sekitar 380 jiwa per kilometer persegi, menunjukkan pola pemukiman yang tidak terlalu padat dan masih menyisakan banyak ruang terbuka hijau.
Secara administratif, batas-batas wilayah Desa Indrajaya meliputi:
Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Tembongraja, Desa Gunung Tajem dan Desa Salem.
Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Salem dan Desa Banjaran.
Sebelah Selatan: Berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Cilacap.
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Gunung Jaya.
Kehidupan di desa ini ditopang oleh aliran dua sungai utama, yakni Sungai Cigede dan Sungai Cigunung, yang menjadi sumber air vital untuk kebutuhan pertanian dan sehari-hari masyarakat. Keberadaan sungai-sungai ini juga membentuk kontur lembah yang subur di antara perbukitan yang mengelilingi desa.
Pemerintahan dan Tata Kelola Desa
Roda pemerintahan di Desa Indrajaya dijalankan oleh Pemerintah Desa yang terdiri atas Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, bekerja sama dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga legislatif di tingkat desa. Berdasarkan dokumen peraturan desa yang dirilis pada akhir tahun 2021, jabatan Kepala Desa dipegang oleh Waswatno, yang dibantu oleh Sekretaris Desa, Agun Suhendro, beserta staf lainnya.
Untuk mempermudah pelayanan administrasi dan koordinasi pembangunan, wilayah Desa Indrajaya terbagi menjadi lima dusun atau pedukuhan. Kelima dusun tersebut ialah Dusun Indrajaya I, Dusun Indrajaya II, Dusun Salarum, Dusun Cigugur, dan Dusun Nyodor. Setiap dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun yang bertanggung jawab langsung kepada Kepala Desa.
Arah pembangunan desa dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk periode 2020-2025 dan diimplementasikan melalui Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDes) yang disusun setiap tahun. Fokus pembangunan mencakup peningkatan infrastruktur dasar, penguatan ekonomi lokal, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui sektor pendidikan dan kesehatan. Transparansi pengelolaan keuangan desa diwujudkan melalui publikasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) setiap tahunnya.
Sejarah dan Transformasi Pembangunan
Jauh sebelum mencapai kondisinya saat ini, Desa Indrajaya pernah melewati fase sebagai daerah yang cukup terisolasi. Hingga akhir dekade 1990-an, desa ini belum tersentuh oleh jaringan listrik dari Perusahaan Listrik Negara (PLN). Masyarakat pada waktu itu mengandalkan kreativitas mereka dengan membangun kincir air atau pembangkit listrik tenaga mikrohidro secara mandiri untuk memenuhi kebutuhan penerangan yang terbatas.
Infrastruktur jalan juga menjadi tantangan besar. Kondisi jalan yang rusak parah membuat akses dari dan menuju desa menjadi sulit, menghambat laju perekonomian dan mobilitas warga. Bahkan fasilitas umum seperti masjid dan balai desa sempat berada dalam kondisi yang memprihatinkan.
Titik balik transformasi Desa Indrajaya dimulai saat jaringan listrik akhirnya masuk ke wilayah tersebut. Momen ini menjadi pemicu kemajuan yang lebih pesat. Pemerintah daerah maupun desa secara bertahap mulai mengalokasikan anggaran untuk perbaikan infrastruktur jalan. Proyek peningkatan mutu jalan, dari yang semula hanya berupa aspal biasa menjadi konstruksi yang lebih kuat dan tahan lama, membuka konektivitas desa dengan wilayah lain di Kecamatan Salem.
Upaya perbaikan infrastruktur ini terus berlanjut. Pada akhir tahun 2024, Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Pekalongan Barat menyalurkan dana Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) senilai Rp25 juta untuk membantu perbaikan jalan desa. Bantuan ini menegaskan adanya kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mengakselerasi pembangunan, mengubah wajah Indrajaya dari desa terpencil menjadi desa yang terus berbenah.
Potensi Ekonomi dan Pariwisata
Sektor pertanian merupakan tulang punggung utama perekonomian Desa Indrajaya. Sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani, menggarap sawah tadah hujan dan kebun yang ditanami palawija, sayuran, serta tanaman keras seperti kayu dan buah-buahan. Meskipun tidak termasuk sentra komoditas unggulan Kecamatan Salem seperti kopi atau batik, hasil bumi dari Indrajaya berperan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan lokal dan dijual ke pasar-pasar terdekat.
Dalam beberapa tahun terakhir, Desa Indrajaya mulai melirik sektor pariwisata sebagai motor penggerak ekonomi baru. Potensi ini terwujud melalui pengembangan Bukit Sarongge Hills, sebuah destinasi wisata alam yang terletak di Dusun Nyodor. Objek wisata ini dikelola secara profesional oleh Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Bina Mandiri bekerja sama dengan Perum Perhutani.
Pengembangan Bukit Sarongge Hills yang dimulai sekitar tahun 2019 berhasil menyulap area perbukitan menjadi tempat rekreasi yang menarik. Dari puncaknya, pengunjung dapat menikmati panorama alam yang memukau, dengan pemandangan Gunung Segara, Gunung Kumbang, dan Gunung Jaya yang menjulang di kejauhan. Pengelola telah menyediakan berbagai fasilitas pendukung seperti saung atau gazebo untuk beristirahat, area parkir, serta warung-warung yang menjual makanan dan minuman.
Kehadiran Bukit Sarongge Hills memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat sekitar. Terbukanya lapangan kerja sebagai pengelola, pedagang, dan penyedia jasa lainnya menjadi sumber pendapatan alternatif bagi warga. Destinasi ini berhasil menarik kunjungan wisatawan, terutama dari Kabupaten Brebes dan Cilacap, yang turut mempromosikan nama Desa Indrajaya sebagai salah satu tujuan wisata di kawasan selatan Brebes.
Pendidikan dan Kehidupan Sosial Budaya
Pemerintah Desa Indrajaya menempatkan sektor pendidikan sebagai salah satu prioritas pembangunan sumber daya manusia. Saat ini, fasilitas pendidikan formal yang tersedia di desa mencakup 2 Taman Kanak-kanak (TK), 4 Sekolah Dasar Negeri (SDN), dan sebuah Sekolah Menengah Pertama (SMP) Satu Atap yang gedungnya terintegrasi dengan SDN 04 Indrajaya. Keberadaan sekolah-sekolah ini memastikan anak-anak usia sekolah di Indrajaya dapat mengakses pendidikan dasar dan menengah tanpa harus menempuh perjalanan jauh. Di samping pendidikan formal, terdapat pula sebuah pesantren yang menjadi pusat pendidikan keagamaan Islam bagi masyarakat.
Kehidupan sosial masyarakat Desa Indrajaya sangat dipengaruhi oleh lokasinya yang berada di wilayah perbatasan budaya. Meskipun secara administratif masuk dalam Provinsi Jawa Tengah, kultur masyarakat Kecamatan Salem, termasuk Indrajaya, banyak dipengaruhi oleh budaya Sunda karena kedekatannya dengan Provinsi Jawa Barat. Hal ini tercermin dalam bahasa sehari-hari dan beberapa tradisi lokal.
Semangat gotong royong dan kebersamaan masih sangat kental dalam kehidupan bermasyarakat. Tradisi seperti kerja bakti untuk membersihkan lingkungan atau memperbaiki fasilitas umum masih rutin dilaksanakan. Walaupun belum ada catatan spesifik mengenai tradisi adat yang khas dari Desa Indrajaya, masyarakatnya turut menjadi bagian dari kekayaan budaya Kecamatan Salem yang lebih luas, seperti perayaan adat Ngasa yang dilaksanakan di desa tetangga sebagai ungkapan rasa syukur atas hasil panen. Harmoni antara nilai-nilai agama dan tradisi lokal menjadi perekat sosial yang kuat di tengah-tengah masyarakat Desa Indrajaya.